Selasa, 16 Mei 2017

psikologi perkembangan remaja

 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
A. Pengertian Masa Awal remaja
Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa, menurut Hurlock masa reamaja awal ini berkisar pada usia 12/13 tahun – 17/18 tahun.
Psikolog G. Stanley Hall menyatakan bahwa “adolescence is time of storm and stress” (masa remaja adalah masa yang penuh dengan tekanan jiwa) yaitu masa dimana terjadi perubahan besar bukan hanya secara fisik tapi juga intlektual dan emosional yang dipengaruhi dan berpengaruh pada lingkungannya, sehingga menimbulkan konflik bagi yang bersangkutan dan lingkungannya.
Fase Amrad dimulai dari usia 10-15 tahun yaitu masa dimana seseorang disiapkan untuk menjadi khalifah di bumi, sehingga pada fase ini penting untuk diajarkan tanggung jawab dan dibekali keterampilan untuk bekalnya dimasa yang akan datang.
Sedangkan fase taklif dimulai pada usia 15 tahun, dalam Islam, ketika seorang individu mencapai usia ini, maka ia sudah digolongkan dewasa dan memliki tanggung jawabnya sendiri sebagai hamba Allah juga sebagai khalifah.
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya.
 
Menurut Robert J. Havighurst Pada masa  remaja berada pada usia 12-18 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
a.       Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan
b.      Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
c.       Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
d.      Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
e.       Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
f.       Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
g.      Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
h.      Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara
i.        Pencapaian tanggungjawab social
j.        Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku
B. PERKEMBANGAN FISIK PADA REMAJA
            Menurut Zigler dan Sevenson (dalam Desmita, 2008) secara garis besar perubahan fisik pada masa remaja dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual.
Perubahan tinggi dan berat badan
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci (± 150cm). Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69 inci, secangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Untuk anak perempuan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan 13 dan 14 tahun untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008).
Pada masa remaja, selain terjadi pertumbuhan terjadi juga pertambahan berat badan. Meskipun berat badan ikut bertambah seiring proses pertumbuhan namun ia dapat lebih mudah dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pola hidup, asupan nutrisi, diet dan latihan.
Perubahan Proporsi Tubuh
Pertambahan tinggi dan berat badan berhubungan juga dengan proporsi tubuh. Misalnya bagian-bagian tubuh tertentu yang dulunya kecil saat masa anak-anak, pada masa remaja berubah menjadi besar. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang kadang tidak proporsional.
Kematangan Seksual
Kematangan seksual terjadi dengan pesat pada awal masa remaja. Periode ini disebut masa pubertas. Kematangan seksual sebagai suatu rangkaian perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristics).
Ciri-ciri seks primer
Pada remaja pria, perubahan ciri-ciri seks primer dapat dilihat pada pertumbuhan yang cepat pada penis dan skrotum dan mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya. Perubahan ini sangat dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon ini merangsang testis yang terdapat pada skrotum sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang diproduksi ini memungkinkan untuk mengadakan reproduksi.
Pada remaja wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi untuk pertama kalinya. Munculnya peristiwa menstruasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium), yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) serta hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron bertugas mematangkan sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Sementara hormon estrogen berfungsi membantu pertumbuhan ciri kewanitaan pada tubuh seseorang seperti pembesaran payudara dan pinggul serta mengatur siklus haid. Ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya ciri-ciri seks primer pada wanita meliputi ovarium, uterus, vagina, labia dan klitoris mengalami perkembangan pesat.
 
 
Ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder merupakan tanda-tanda fisik yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi namun manjadi penanda khas yang membedakan seorang laki-laki dan perempuan. Pada anak lelaki, ciri-ciri seks sekunder yang terjadi antara lain tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, suara menjadi berat, bahu dan dada melebar, tumbuh bulu di ketiak, dada, kaki, tangan dan daerah kelamin serta otot-otot menjadi kuat. Pada anak perempuan tanda-tanda fisik ini berupa payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan sekitar kemaluan. 
C.    PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA REMAJA
Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal. Tahap formal operations adalah suatu tahap di mana seseorang telah mampu berpikir secara abstrak.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu
1.      Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf
2.      Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya
3.      Interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social.
4.      ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
 
 
 
D.PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA REMAJA
Teori Erikson (1902 – 1994) mengatakan bahwa kita berkembang dalam tahap-tahap psikososial. Erikson menekankan perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia. Dalam teori Erikson, 8 tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan.
Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Namun yang terpenting adalah menyesuaikan diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru. Berikut adalah beberapa konsep dalam perkembangan sosio-emosional pada masa remaja hingga dewasa yang diambil secara umum dari teori psikososial Erickson.
a)      Identitas
Tahapan selama remaja adalah berpusat pada siapa saya, dengan identitas apa sebetulnya saya.
b)      Penyesuaian diri
Mereka juga mencari penyesuaian untuk dapat diterima oleh kelompok mereka. Dalam kelompok-kelompok remaja terdapat norma-norma yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap pembentukan identitas remaja.
c)      Perkembangan pribadi
Pada permulaan remaja, muncul kebutuhan baru yaitu kebutuhan akan hubungan dengan orang lain secara akrab dimana dia dapat menyampaikan perasaan dari fikirannya.
 
E. PROSES PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Setiap manusia pasti membutuhkan ilmu untuk memahami berbagai hal yang belum kita ketahui sebelumnya,pada masa sekolah dasar sampai dengan sekolah menegah pertama, kami mempelajari berbagai macam ilmu dengan tingkatan yang masih mendasar,namun setelah kami menuntut ilmu di sekolah menegah atas kami juga banyak mempelajari hal-hal baru yang lebih mendalam serta menuntun kita untuk lebih baik ke depannya. Apa lagi saat ini kami sudah memasuki dunia perkuliahan salah satunya mata kuliah, psikologi, Ilmu Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan perilaku manusia. Ilmu psikologi dapat dibagi menjadi macam-macam kajian seperti Psikologi Perkembangan, Psikologi Kepribadian dan Psikologi Kognitif pada kesempatan ini kami akan membahas tentang Psikologi Perkembangan yaitu, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan manusia serta faktor yang mempengaruhinya sejak lahir hingga lanjut usia. Didalam Psikologi Perkembangan terdapat beberapa fase, salah satunya adalah fase remaja yang saat ini akan kami bahas mengenai hal tersebut.
Masa remaja adalah masa transisi dimana dari masa anak-anak menuju masa dewasa awal,dari umur 12-17 tahun.pada tahap masa remaja juga mempelajari akan jati diri kita,selain itu juga kita mempelajari akan pentingnya kehidupan ini,dari mulai kita tahu apa arti pertemanan sampai mengetahui bagaimana masa depan kita nanti.
 
 
 
 
 BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, secara umum biasanya terjadi sekitar usia 13 – 19 tahun, dikarenakan masa ini adalah masa peralihan, sehingga terjadi beberapa masalah yang  menyertainya.
Ada banyak faktor yang harus diperhatikan selama pertumbuhan remaja, diantaranya : hubungan dengan orang tua, hubungan dengan teman sebaya, kondisi lingkungan serta pengetahuan kognitif anak.
Kenakalan remaja merupakan hal yang akan selalu mengiringi perkembangan remaja, karenanya orang dewasa harus memahami kondisi remaja sehingga bisa menangani masalah kenakalan tersebut, kebebasan dan pengawasan yang seimbang merupakan kunci agar orang tua tidak kehilangan kendali atas anaknya yang tengah beranjak dewasa.
3.2 Saran
1)      Meningkatkan kepada tuhan yang maha esa dengan cara meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
2)      Harus selektif memilih teman.
3)      Melakukan kegiatan yang positif.
4)      Harus berfikir lebih dewasa.
5)      Melatih jiwa untuk hidup disiplin.
6)      Bisa membawa diri sesuai dengan situasi dan kodisi lingkungan.
7)      Belajar dengan bersungguh-sungguh untuk mencapai masa depan yang lebih baik
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar